Archive for nama

menamai jogja

Posted in ngrasani jogja with tags , on March 17, 2008 by femi adi soempeno

ada begitu banyak teman yang bertanya pada saya, “mana yang benar, djokdja, yojo, jogja, yogya, jogya atau … apa?”

humh. penamaan begini, mestinya tak perlu dipusingkan. saya juga tak berharap bakal pusing-pusing banget dengan penamaan kota kelahiran saya.

kalau mau bicara sejarah, nama NGAYOGYAKARTA mulai resmi dipakai pada tahun 1755 saat Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I mendirikan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. sekadar mengudar ingatan, kraton jogja ini hasil dari Perjanjian Giyanti yang dilakukan dengan Pakubuwono III dari Surakarta.

sedangkan nama YOGYAKARTA, tak ada yang bisa memastikan kemunculannya. tapi saat ibukota RI dipindahkan ke jogja, nama Yogyakarta sudah dipakai. bahkan, Sri sultan HB IX sudah memakai nama ini untuk mengumumkan bahwa kraton yang berdiri di alas bering ini merupakan bagian dari Indonesia.

nama DJOKDJA juga pernah ada. kalau mencermati hotel garuda di pojok utara malioboro, nah, itu dulunya adalah hotel Grand Hotel de Djokdja di jaman belanda.

sesudahnya, muncul sebutan yang sangat mudah diucapkan. seperti ujaran, “kapan meh nang yoja?” atau, “sedulurmu nang jogya?” dan masih banyak lagi. sebut saja, yogya, yogja, djokdja, … semau-maunya yang bilang lah. tapi, semuanya menunjuk pada jogjakarta.

saya juga terheran-heran saat pemda jogja memasang banyak plang di jalanan dan menggaungkan slogan Jogja Never Ending Asia. untuk pengetahuan saja, tagline ini dibikin untuk membangun citra jogja sebagai kota wisata. konon, pemda memilih kata ‘jogja’ lantaran lebih gampang dimuncratkan oleh lidah banyak orang, termasuk wisatawan mancanegara.

bertanya pada saya yang hendak berkereta ke jogja, beberapa manuk dari de britto selalu memuncratkan pertanyaan yang sederhana saja, “njogja fem?”

ho oh!